CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 01 Januari 2009

Jelang Tahun Baru

Dag Dag……Dyerrrr!!!, yah gitu deh suasana malam tahun baru. Kembang api, petasan, dan bakar-bakar jagung gak pernah lepas dari perayaan jelang tahun baru. Gak ketinggalan, sms ucapan tahun baru juga ada lho. Wuah, seruw donk. Ach, biasa aja tuh. Tetap bertiga dengan kakak-kakakku di rumah, gak berkurang dan gak bertambah. Truss, ortu ke mana???. Suasana malam tahun baru ini berbeda dengan malam tahun baru Islam, tiga hari yang lalu, yang ke 1430 Hijriah. Teringat dengan kata seorang teman saat midnight di JILC “Pesona Muharram”, yang mengatakan bahwa malam tahun baru Hijriah ini beda banget dengan malam tahun baru Masehi. Sepi gak ada petasan dan acara-acara pesta karena umat muslim menyambutnya dengan memperbanyak ibadah yaitu mengaji dan muhasabah di masjid atau di rumahnya masing-masing. Setuju banget tuh, tahun baru berarti berkurangnya umur kita satu tahun. So, buat apa dirayakan???.

Sebaliknya, melakukan refleksi diri. Coba aja deh bayangkan, bila satu hari berarti 24 jam atau 86.400 detik, boleh jadi kan sebanyak itu juga kita terhindar dari maut atau musibah. Bila waktu kita pahami dalam satuan “saat”, yang tidak dibatasi konstanta maka bisa jadi kita lolos dari maut sebanyak ribuan kali atau miliaran kali. Wuah, sungguh bersyukurnya kita masih berpijak di muka bumi ini. Maka dari itu, kita harus saling mengucap (juga pada diri sendiri) “selamat ulang tahun” setiap hari, “selamat tahun baru” di tiap pergantian hari. Bahkan selamat ulang hari, ulang detik, ulang saat, setiap kali.

0 komentar: