CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 04 Mei 2009


Dengan memiliki tiga program studi, yaitu pendidikan dokter, pendidikan ners dan pendidikan dokter spesialis, diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang telah lulus dapat menjalankan profesi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Misalnya saja, mahasiswa yang telah mengambil program pendidikan ners akan berprofesi sebagai perawat. Program pendidikan spesialis bertujuan untuk melahirkan dokter spesialis, yang akan menangani beberapa macam penyakit, seperti penyakit mata, T.H.T (telinga, hidung dan tenggorokan).
Menurut kurikulum pendidikan dokter, bahwa tujuan pendidikan dokter harus sesuai dengan tujuan pendidikan dokter Indonesia dengan memperhatikan situasi dan kondisi setempat serta tujuan, visi, dan misi universitas. Tujuan pendidikan dokter di Universitas Hasanuddin ialah mendidik mahasiswa melalui proses belajar mengajar dan menyelesaikan kurikulum.
Sebagai Institusi yang akan menghasilkan tenaga dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FKUH) sadar bahwa ia harus selalu meningkatkan kualitasnya, demi melahirkan dokter-dokter yang berkompeten. Terlebih, memasuki abad 21 terjadi perubahan yang sangat mendasar akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Oleh karena itu, system pembelajaran yang tadinya menggunakan metode Problem Based Teaching diganti dengan Problem Based Learning sejak tahun 2002, agar mahasiswa lebih aktiv saat mengikuti masa perkuliahan.
Apa yang telah dilakukan FKUH memang telah memberikan hasil yang nyata. Oleh karenanya, untuk tahun 2010 FKUH secara optimis menetapkan sebuah visinya, yaitu menjadi satu dari lima fakultas terbaik Kedokteran di Indonesia, satu dari dua puluh terbaik Fakultas Kedokteran Asia, dan satu dari seratus Fakultas Kedokteran di dunia. Dengan visi tersebut, FKUH berusaha menerbangkan sayapnya ke dunia international, maka sejak tahun ajaran 2006/2007 telah dibuka kelas international, yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar. Dan ternyata langkah tersebut memberikan hasil yang memuaskan, dan merupakan bukti bahwa kualitas dan keberadaanya yang semakin diakui, bahkan di Indonesia Timur. Misalnya saja, Malaysia dan India, di mana beberapa warga negaranya percaya dan memilih FKUH sebagai tempat mencari sumber ilmu di dunia kesehatan. “Saat ini jumlah mahasiswa kelas international berjumlah 77 orang, 59 diantaranya berasal dari Malaysia dan India. “Ujar Riska, mahasiswa FKUH angkatan 08, salah satu alumni JIlC.
Seiring dengan namanya yang semakin berkibar karena kualitasnya yang bagus dalam melahirkan tenaga dokter, perebutan kursi di Fakultas Kedokteran Unhas tiap tahun, kian berat. Terutama, di jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNM-PTN). Tahun 2007, Unhas hanya menyediakan daya tampung 25 kursi. Pada UMB lalu, Unhas menyiapkan 80 kursi. Sedangkan peminat Kedokteran pada UMB lalu diperkirakan mencapai 4.000 lebih.
Banyaknya peminat Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, juga bisa kita lihat pada beberapa bimbingan belajar, yang membuka program khusus Fakultas Kedokteran. Sebut saja JILC, hampir 80% mahasiswa baru di FKUH merupakan alumni dari bimbingan belajar tersebut. Sehingga sangat mudah, di Fakultas Kedokteran bertemu dengan alumni-alumni JILC. Salah satunya, Eko Iswanto dari SMK Farmasi merupakan alumni siswa JILC cabang BTP angkatan 2007/2008.
Menjadi seorang dokter memang keinginan Eko sejak kecil, oleh karenanya ia sangat bersungguh-sungguh berusaha meraihnya, salah satunya ikut bimbingan belajar. Dan menurutnya, “selain mengikuti bimbingan belajar, juga harus memasang strategi dalam memperebutkan kursi di fakultas yang kita cita-citakan. Misalnlya, rajin mengikuti midninght dan UKA, membandingkan kemampuan dengan peluang lulus, hari pertama harus di utamakan, setengah dari seluruh jumlah soal (150) harus benar semua. ujarnya”.
Nah, bagi adik-adik yang ingin lulus di fakultas harapannya, seperti fakultas kedokteran, strategi yang telah dipaparkan Kak Eko bisa kalian tiru. Namun apapun strategi yang telah kalian rencanakan, haruslah yakin dan optimis. Ingat pepatah bijak, kita adalah apa yang kita pikirkan. Dan jangan lupa, setiap langkah dan rencana harus diiringi doa!.


Lulus di fakultas yang sejak lama kita idolakan merupakan suatu hal yang sangat kita banggakan. Bisa dikatakan kita telah melangkah ke jembatan menuju masa depan. Namun, tidak banyak orang bisa meraihnya. Apalagi kini semakin banyak orang, yang mencoba keberuntungannya, di fakultas yang ternyata sama-sama kita pilih. Misalnya saja fakultas kedokteran UNHAS, sejak dulu hingga sekarang selalu menjadi fakultas yang sangat berat untuk diperebutkan oleh orang-orang yang ingin menjadi dokter. Di tiap tahunnya ada ribuan calon mahasiswa baru bersaing dengan ketat memperebutkan kursi di fakultas ini.
Fakultas Kedokteran memang selalu menjadi pilihan favorit di bagian ekxakta UNHAS. Namun, kebesaran nama Fakultas Kedokteran UNHAS bukan karena hanya itu, melainkan ditiap tahunnya telah lahir tenaga-tenaga ahli, yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan.
Fakultas ke-3, yang didirikan setelah fakultas ekonomi dan hukum di Universitas Hasanuddin ini, merupakan fakultas kedokteran pertama yang ada di Indonesia bagian timur. Tepatnya tanggal 28 Januari 1956, menjadi awal tonggak sejarah dunia kedokteran di Makassar, fakultas ini lahir dan diresmikan oleh Prof.Ir. R. Soewandi dengan nama “Fakultas Kedokteran Makassar”.
Namun, ketika Universitas Hasanuddin diresmikan oleh Wakil Presiden Universitas Hasanuddin pada tanggal 10 September 1956 terjadilah perubahan nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, seperti yang kita kenal sekarang. Perubahan ini terjadi dikarenakan syarat pendirian Universitas saat itu adalah minimal satu fakultas eksakta dan dua fakultas non eksakta. Sehingga Fakultas Kedokteran Makassar dimasukkan untuk menyertai Fakultas Hukum dan Ekonomi yang telah lebih dulu hadir.
Tidak serta merta Fakultas yang telah melahirkan beberapa nama besar seperti Farid Husain, Idrus Paturussi, ini besar seperti sekarang. Sebagai insititusi baru, tentu berbagai hal menjadi kendala dan harus melewati sebuah butiran kristal keringat dalam memanjalankan proses pendidikan. Salah satunya adalah belum memiliki dosen tetap untuk semua bidang ilmu. Untuk mengatasi hal tersebut, maka didatangkanlah dosen dari dalam maupun luar negeri, yang kemudian menjadi dosen tetap. Dari dalam negeri, misalnya dosen Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Padjajaran (UNPAD). Sedangkan dari luar negeri ada tenaga pengajar Belanda dan Jerman.
Kemudian pada tahun 1993, telah diresmikan Rumah Sakit Wahidin Sudirio Husodo dengan status Rumah Sakit A. Tujuannya untuk memudahkan proses pendidikan, terutama pendidikan klinik. Tapi, karena manfaatnya yang masih terbatas bagi mahasiswa, sehingga fakultas kedokteran menggunakan Clinical Skill Laboratory sebagai alat untuk mempelajari keterampilan klinik. Dimana mahasiswa akan mempelajari beberapa keterampilan yang dibutuhan untuk keefektifan penanganan pasien. Keterampilan ini mencakup keterampilan komunikasi, keterampilan interpersonal klinik dan keterampilan klinik seperti teknik pemeriksaan fisik.

0 komentar: